Kamis, 15 Mei 2014

Tips Menghindari Kerugian Selisih Kurs

www.halloagan.blogspot.com
Kerugian selisih kurs sangat rawan bagi perusahaan perdagangan yang sering bertransaksi dengan mata uang asing. Jika anda seorang manager atau pemilik usaha anda harus peka terhadap kondisi ekonomi di negara kita. Kondisi ekonomi yang fluktuatif terhadap nilai tukar uang akan menyebabkan perusahaan anda beresiko mengalami kerugian kurs. Resiko lain yang disebabkan oleh fluktuasi ekonomi makro adalah perubahan suku bunga. Ketika perusahaan anda mempunyai utang dan kewajiban bunga dalam mata uang asing sementara nilai tukar mata uang rupiah juga berfluktuasi bisa diprediksi kondisi keuangan perusahaan anda akan jatuh.

Kerugian selisih kurs timbul ketika perusahaan mempunyai utang valas sedangkan nilai tukar rupiah melemah dan jika perusahaan mempunyai piutang dalam valas sedangkan nilai tukar rupiah menguat otomatis perusahaan terpaksa menukarkan rupiah lebih banyak dari jumlah rupiah sebelum nilai tukar rupiah melemah. Resiko rugi yang terjadi berdampak di nilai liabilitas akan meningkat dan nilai aset akan menurun.

Tentunya kerugian selisih kurs dapat dihindari, berikut adalah tips untuk menghindari kerugian selisih kurs :

1. Teknik Hedging (membatasi Resiko) 

adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah perusahaan dari exposure terhadap nilai tukar. Pada prinsipnya dimaksudkaan untuk memindahkan potensi resiko kepada pihak ketiga atau Bank tertentu. Contohnya: Meminjam mata uang asing dalam jumlah yang setara dengan nilai sekarang dari piutang kemudian mengkonversi mata uang asing ke dalam mata uang domestik sesuai dengan harga spot lalu tempatkan mata uang domestik di deposito dengan tingkat bunga yang berlaku. Ketika piutang mata uang asing masuk, bayar kembali pinjaman dalam mata uang asing. Dengan begitu resiko rugi selisih kurs dapat diminimalkan

2. Belanja Dalam Negeri Dengan Mata Uang Asing

Ketika nilai tukar rupiah menguat akan berdampak negatif pada piutang perusahaan. Sebagai contoh Butik PW adalah distributor batik. Pada  tanggal 25 Januari 2014 terjadi transaksi piutang dari customer dari luar negeri yang menginginkan batik untuk segera dikirim tanggal 12 Maret 2014 dengan nilai tukar rupiah 13000/USD. Setelah pembayaran masuk kerekening tanggal 20 Maret 2014, keesokan harinya Butik PW bermaksud melakukan pindah buku dari rekening USD ke IDR tanpa diduga ternyata nilai tukar rupiah menjadi 11000/USD. Otomatis Butik PW merugi selisih kurs.
Resiko kerugian selisih kurs semacam ini bisa diminimalkan dengan berbelanja batik dalam negeri menggunakan mata uang USD. Sehingga sisi utang dalam negeri bisa disamakan dengan sisi piutang luar negeri.

3. Bertransaksi Dengan Mata Uang Sama

Gunakan mata uang yang sama antara transaksi yang menimbulkan liabilitas dengan transaksi yang menimbulkan aset. Dengan kata lain jika perusahaan anda import barang menggunakan mata uang USD usaha untuk membuat penawaran kepada customer anda dalam negeri untuk bertransaksi menggunakan mata uang USD. Dengan begini tidak akan ada resiko selisih kurs. 

4. Cadangan Kas (Cash Reserve)

Cash Reserve adalah sejumlah uang tunai (rupiah dan valuta asing) yang dicadangkan dan disimpan di dalam bank atau brankas serta diperhitungkan dalam pemenuhan kewajiban likuiditas minimum bank.
Buatlah cadangan kas di bank dalam mata uang asing yang sering anda gunakan untuk bertransaksi di perusahaan anda. Jika tidak punya simpanan anda bisa membeli di Bank. Jika tak punya cukup kas untuk membeli valas, anda bisa meminjam dalam jangka pendek beban bunganya juga tak terlalu tinggi, masih jauh lebih aman dibandingkan kena fluktuasi nilai tukar. Hal yang sama bisa diberlakukan pada transaksi terkait utang dalam mata uang asing lainnya.

Upayakan agar mata uang yang digunakan untuk bertransaksi di sisi liabilitas (utang) sama dengan mata uang yang digunakan untuk bertransaksi di sisi aset (jualan). Selain itu usahakan pemindahan risiko kepada pihak ketiga (Bank) melalui hedging.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar