Tampilkan postingan dengan label Menengah (Intermediate). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Menengah (Intermediate). Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Januari 2015

Bagaimana Memulai Praktek Akuntansi Sendiri

Bagaimana Memulai Praktek Akuntan Sendiri
Alasan mengapa orang ingin memulai praktek akuntan sendiri bisa jadi karena orang yang telah pensiun dari pekerjaan dan mencari penghasilan tambahan atau mungkin seorang ahli pembukuan yang diminta pengusaha untuk membantu bisnis mereka dalam hal akuntansi maupun pajak. Apapun alasannya, tampaknya ada cukup banyak orang yang tertarik untuk memulai praktek akuntan sendiri.

Pertama-tama, kita harus memutuskan apakah kita seorang ahli pembukuan atau akuntan, atau dua duanya. Seumpama kita seorang akuntan, bukan ahli pembukuan. Tidak menulis cek, mempersiapkan faktur, berkas, membayar gaji, penagih hutang, atau berurusan dengan kreditur, dll. Sedangkan klien kita melakukan tugas-tugas dan merangkum informasi yang kita butuhkan untuk mempersiapkan laporan keuangan tiap bulan, triwulan, tahun, atau periode pernyataan yang diperlukan. Seorang ahli pembukuan mungkin melakukan semua tugas tersebut dan mengirim laporan keuangan kepada seorang akuntan pada akhir tahun untuk laporan pajak yang disiapkan. Hal ini tergantung pada keterampilan orang dan keinginan klien. Beberapa akuntan hanya melakukan penghitungan laporan pajak.

Selanjutnya, karena kita masih baru dan belum memiliki sertifikat sebagai seorang akuntan publik maka kita bisa disebut sebagai "Akuntan Independen Non-Bersertifikat" yang tidak terikat oleh aturan-aturan yang harus mengikuti CPA (Certified Public Accountant). Namun, pada saat yang sama, kita dibatasi untuk mengaudit atau memeriksa audit laporan keuangan. Meskipun demikian faktanya bahwa biasanya klien memilih akuntan dari arahan bukan dari iklan. Misalnya klien memilih kita dari berapa banyak perusahaan yang kita pegang dan berapa lama pengalaman kita. Hampir selalu, klien tahu atau seseorang yang mereka percaya memberitahu mereka tentang bagaimana skill kita. Mereka kemudian memanggil kita dan melakukan sebuah wawancara, dan mereka memutuskan apakah mereka percaya atau tidak. Dari sudut ini, jika mereka pergi meluangkan waktu untuk sekedar wawancara dengan kita, kewajiban kita adalah untuk membangun hubungan kepercayaan dan keyakinan klien. Klien harus mengakui "dosa keuangan" mereka kepada kita karena pembukuan tidak bisa diselesaikan secara akurat tanpa semua informasi penting yang terkait. Kadang-kadang mereka mengaku lebih dari hanya dosa keuangan. Pada titik ini, kita bisa menjadi penasihat mereka dan sebagai terapis.

Hubungan klien dengan akuntan adalah sangat serius, salah satu yang harus dihormati dan selalu dihormati. Untuk melayani klien kita habiskan banyak waktu dan energi mental mencari tahu cara untuk membantu mereka. Seorang akuntan yang baik tidak lebih dari sekedar menyusun laporan keuangan. Klien mengharapkan kita untuk memberikan nasihat kepada mereka. Oleh karena itu, kita harus meninjau laporan keuangan untuk masalah seperti menjadi over leverage utang, menghabiskan terlalu banyak biaya pada karyawan atau iklan, dll. Kita harus membantu mereka untuk mengetahui akan kekuatan dan kelemahan dari bisnis. Kadang-kadang saya harus sangat jujur dengan klien karena mereka mungkin bermasalah. Di sinilah keterampilan komunikasi sangat dibutuhkan. Beberapa akuntan merasa yang terbaik adalah untuk menjaga klien dalam gelap. Itu tidak benar. Lebih baik kita berkomunikasi, semakin baik kita berkomunikasi, semakin lama hubungan kita berlangsung dengan klien. Yang pasti, beberapa klien benci angka dan tidak tertarik dengan bagaimana dan mengapa tentang akuntansi. Tapi, secara keseluruhan, bahwa sebagian besar klien menghargai tentang bagaimana akuntansi bekerja dalam bisnis mereka selama kita tidak membanjiri mereka dengan rincian.

Pada dasarnya, bahan yang kita akan butuhkan dari klien adalah semacam daftar cek, laporan bank, penerimaan kas saat ini dan ringkasan penjualan, informasi gaji, dan rekening biaya hutang, jika ada. Banyak usaha kecil tidak sepenuhnya terkomputerisasi atau setidaknya sebagian terkomputerisasi. Untuk usaha kecil sering kita jumpai menggunakan sistem akuntansi one write system atau sistem sekali tulis. Mengapa sistem ini banyak digunakan karena seberapapun sering klien menunda-nunda, jika cek tersebut tertulis informasi penting dan dicatat dalam urutan yang tepat yang sesuai kita butuhkan meskipun klien datang pada akhir tahun hanya dengan jurnal dan laporan bank, kita bisa mempersiapkan laporan keuangan. Klien seperti sistem yang fleksibel. Mereka tidak memiliki waktu mencatat cek kedalam komputer ataupun mencari ke dalam komputer untuk menemukan cek yang mereka catat.

Pertama kita membuat salinan dari segala transaksi untuk file kita sendiri. Lalu kita menyiapkan rekonsiliasi bank. Dimana kita dapat mencatat entri jurnal dari dokumen tersebut. Selanjutnya, kita mencatat jurnal dari rekonsiliasi bank, ringkasan penjualan, informasi penggajian, dan apa pun yang kita butuhkan. Setelah ini dilakukan, kita membuat daftar kode perkiraan dan memasukkan entri jurnal ke dalam komputer. Jangan lupa untuk memeriksa keseimbangan saldo. Terutama yang paling penting adalah Kas, yang harus mengikat ke rekonsiliasi bank. Jika saldo terlihat baik, kita bisa segera mengirim faks memo kepada klien untuk menunjukkan perbedaan antara saldo bank seimbang dengan yang ada pada rekening koran atau dokumen lain. Mereka perlu tahu apakah penyesuaian kas (kenaikan atau penurunan) sehingga mereka dapat memperbaiki saldo bank berjalan mereka. Tugak kita untuk menjelaskan alasan-alasan perbedaan, seperti beban bank, deposito kesalahan, atau kesalahan perhitungan. Selain itu kita juga menerima pertanyaan, saran, atau hal-hal yang mereka harus tahu tentang apa yang kita amati selama penyusunan laporan keuangan. Mereka menghargai layanan tambahan ini dan bergantung kepada kita untuk informasi ini. Ini membantu kita untuk lebih kenal dengan hal yang berkenaan dengan pajak dari bisnis klien karena mereka akan mengharapkan kita untuk membantu mereka menghemat uang pajak. Juga, kita dapat memformat laporan keuangan untuk menyesuaikan informasi yang diperlukan pada pengembalian pajak. Hal ini membuat hemat bagi klien bahwa akuntan yang membantu bisnis mereka adalah yang terbaik untuk mereka juga terbaik untuk menghemat pajak mereka.

Sarannya adalah untuk mengembangkan sebuah sistem yang bekerja untuk kita. Itu harus cukup fleksibel untuk mengakomodasi semua jenis klien yang berbeda. Kerjakan laporan keuangan pelan-pelan dan kita akan mulai bisa menguasainya. Plus, tetap berpikiran terbuka, karena akan selalu ada sesuatu yang baru untuk dipelajari.

Selasa, 30 September 2014

Memperbaiki Kesalahan Rekonsiliasi Bank

Memperbaiki Kesalahan Rekonsiliasi Bank
Pada artikel sebelumnya kita sudah mengerti bagaimana mendeteksi kesalahan dalam akuntansi dan tips - tips untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Kita tahu bahwa langkah awal membuat laporan keuangan adalah dengan mempersiapkan rekonsiliasi bank baik secara manual ataupun dengan sistem komputer. Namun meskipun kita membuat rekonsiliasi dengan menggunakan sistem komputer sekalipun tidak akan luput dari kesalahan. Kali ini kita bersama - sama akan mempelajari tips - tips bagaimana mencari dan memperbaiki kesalahan rekonsiliasi bank.

Pertama, lihat dan seleksi dari beberapan kesalahan paling umum yang terjadi saat membuat rekonsiliasi bank dibawah ini
Posisi buku :
  • Saldo awal salah.
  • Total deposito salah
  • Cek register salah. 
  • Biaya bank pada laporan bank yang belum ditemukan.
  • Kesalahan transposisi. 
  • Ada penambahan atau pengurangan kesalahan. 
Posisi bank :
  • Saldo awal bank tidak tercatat dengan benar. 
  • Deposito dalam perjalanan bulan lalu tidak disertakan. 
  • Deposito dalam perjalanan bulan ini tidak disertakan. 
  • Cek beredar yang tidak benar-benar beredar. 
  • Sebuah cek yang beredar tidak dicatat sebagai cek beredar. 
Selanjutnya adalah sepuluh tips untuk menemukan kesalahan dalam rekonsiliasi bank
  1. Tentukan jumlah antara saldo buku dan saldo bank. Apakah saldo buku besar atau lebih kecil dari bank?
  2. Apakah jumlah saldo tampak masuk akal? Periksa daftar deposito, cek beredar dan laporan bank.
  3. Jika menemukan jumlah yang benar kita harus berpikir bagaimana jumlah itu bisa menyebabkan masalah. 
  4. Jika tidak menemukan jumlah angka yang benar maka kita perlu untuk menentukan apakah masalah ini terkait dengan kenaikan saldo atau penurunan saldo di posisi buku. Caranya, cari  ringkasan jumlah kredit laporan bank dan jumlah ringkasan deposito di posisi buku. Kembali ke ringkasan jumlah kredit dari laporan bank. Kurangi deposito berjalan dari bulan lalu dan tambahkan deposito berjalan yang baru lalu kurangi penyesuaian deposit pada bank yang tidak termasuk dalam deposito di posisi buku. Namun jika hasilnya sama, masalahnya ada dibagian penurunan. Gunakan proses yang sama untuk mengetahui seberapa jauh kesalahan dalam bagian penurunan. Jumlah semua transaksi di posisi buku yang mencakup cek, biaya bank, dan potongan lainnya dengan saldo bank selama satu bulan. Kemudian kurangi total debit bank dengan cek yang beredar bulan lalu dan tambahkan cek yang beredar bulan ini. Tambahkan atau kurangi potongan bank lainnya yang tidak termasuk di posisi buku. Bandingkan total keduanya dengan laporan bank dan laporan buku. 
  5. Bandingkan setiap catatan cek register terhadap cek pada laporan bank. Kebanyakan kesalahan yang ditemukan di sini misalnya, 10 diambil sebagai 100, atau 4 tampak seperti 9, atau 3 seperti 8. Kesalahan lain yang umum adalah menambahkan cek yang dibatalkan (Voided Check).
  6. Bagian dari Langkah Kelima adalah untuk mencatat kembali daftar baru cek beredar. Seringkali kesalahan muncul di sini. Sebuah cek mungkin sudah dikliring tetapi dalam pembukuan bulan lalu belum dipindah. 
  7. Jika sejauh ini belum ketemu kesalahannya, kita perlu secara sistematis memeriksa kembali setiap biaya bank yang tercantum pada laporan bank. Kadang-kadang, pada halaman terakhir terdapat biaya bank yang bisa saja kita tidak melihatnya. 
  8. Jika masih mencari setelah diperiksa ulang semua transaksi, termasuk deposito, cek, semua memo debit dan kredit dan masih belum ketemu letak salahnya maka mungkin salahnya pada saldo awal. Periksa saldo awal apakah sama dengan saldo akhir bulan lalu. Apakah saldo akhir bank sesuai dengan saldo awal pada rekonsiliasi bank.
  9. Jika belum juga mendapatkan hasil yang memuaskan satu-satunya jalan adalah dengan mengulanginya secara keseluruhan dengan hati - hati untuk memastikan. Pergi perlahan, meninggalkan batu unturned. Hal ini ada! Jika Anda telah menyeluruh dan hati-hati untuk memastikan bahwa semua transaksi sudah tercatat dengan benar baik pada posisi bank dan posisi buku. 
  10. Beristirahatlah sejenak jika merasa lelah dan lanjutkan untuk menemukan kesalahan pada hari berikutnya.
Tips ini bersumber dari artikel John W. Day, MBA. Semoga bermanfaat.

Senin, 29 September 2014

Cara Mendeteksi Kesalahan Dalam Akuntansi

Cara Mendeteksi Kesalahan Dalam Akuntansi
Siapa saja yang bekerja dengan akuntansi tahu bahwa kesalahan pasti terjadi dari waktu ke waktu Oleh karena itu pembelaan dari seorang kepala akuntan adalah untuk selalu membuktikan hasil pekerjaannya itu benar. Hal ini menuntut kita untuk belajar dengan keras dan mengulang pekerjaan dari awal karena kecerobohan dalam penulisan atau kesalahan yang lainnya. Misalnya kesalahan transposisi terjadi ketika dua angka atau lebih dibalik atau dialihkan satu sama lain. Contoh, nomor 48 ditulis sebagai 84. Sedikit kecerobohan bisa berdampak besar.

Apa yang terjadi ketika kita menemukan bahwa akun tidak seimbang? bahkan akun seimbang bisa juga salah? Kesalahan bisa bersembunyi di mana saja. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan penyelidikan dan mulai mencari petunjuk.

Berikut ini adalah kesalahan umum yang biasa terjadi dalam akuntansi
1. Kesalahan prinsip
  • Pembelian aset tetap yang harus dikapitalisasi bukan dibebankan. 
  • Mencatat beban pribadi sebagai biaya bisnis.
  • Memperlakukan kontribusi modal sebagai pinjaman. 
2. Kesalahan kelalaian 
  • Lupa mencatat penyusutan untuk suatu periode tertentu.
  • Lupa mencatat beberapa pengeluaran biaya.
  • Tidak mencatat penyesuaian yang diperlukan untuk persediaan.
3 Kesalahan komisi
  • Salah entri : Kesalahan menulis digit angka. Sebagai contoh, pembayaran sewa $ 1,000 dicatat $ 100 untuk biaya sewa.
  • Kesalahan perhitungan : Kesalahan dalam menghitung atau dalam penggunaan mesin hitung.
  • Pembalikan jurnal : Jumlah tersebut benar, rekening yang digunakan benar, namun akun yang seharusnya didebit dikreditkan dan sebaliknya. 
  • Error transposisi : Dua nomor tidak sengaja terbalik, seperti 27 ditulis sebagai 72, atau 84 sebagai 48.
  • Kompensasi kesalahan : Dua kesalahan yang sama dan berlawanan meninggalkan pembukuan seimbang. Jenis kesalahan langka, bisa karena disengaja membuat kesalahan kedua untuk memaksa keseimbangan pembukuan atau untuk menyembunyikan penipuan. 
Persiapan awal laporan keuangan memerlukan bahan - bahan yang biasanya terdiri dari laporan laba bank, cek register, laporan penggajian, penjualan atau jurnal cash deposit, dan catatan apapun mengenai transaksi yang mungkin memerlukan jurnal umum. Bahan ini harus kita periksa untuk memastikan bahwa bahannya sudah lengkap. Ini merupakan langkah penting karena informasi dari pemeriksaan kelengkapan bahan bisa digunakan untuk referensi lebih lanjut jika diperlukan. Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan rekonsiliasi bank secara manual karena dalam perbuatan rekonsiliasi bank pikiran kita terus mengumpulkan rincian informasi yang berkaitan dengan deposito dan biaya. Setelah satu set laporan keuangan telah disusun, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuktikan bahwa hubungan saldo rekening kas dengan saldo bank harus balance. Jika tidak maka buatlah General Ledger (GL) laporan. Laporan ini menunjukkan setiap entri debit dan kredit. Cukup pergi ke rekening kas, lihat pada total meningkat dan menurun dan membandingkannya dengan saldo rekonsiliasi bank.

Kemudian kita akan membuat Neraca Saldo. Neraca saldo adalah daftar semua entri kredit dan debit dalam GL tersebut. Jika total kredit tidak sama dengan total debet sudah pasti ada kesalahan. Neraca saldo membantu kita menemukan kesalahan sebelum penyusunan keuangan laporan. Perlu diperhatikan ketika kita membuat laporan GL dan melihat total saldo seimbang bukan berarti laporan GL kita sepenuhnya benar. Oleh karena itu, hal berikutnya yang harus dilakukan adalah menerapkan "uji kewajaran". Apakah "ujian kewajaran "? Jika beban sewa adalah $ 1.000 per bulan dan laba rugi menunjukkan saldo nol, maka itu tidak masuk akal. Kemungkinan besar $ 1000 diposting ke akun yang salah. Bagaimana kita mencari tahu di mana letak kesalahan posting? Biasanya komputer akan mencetak daftar transaksi yang menunjukkan persis apa yang dimasukkan ke dalam komputer. Cari dan cek daftar transaksi beban sewa untuk melihat di mana posisi posting yang salah.

Saldo apa yang dapat dengan mudah dibuktikan dengan laporan komparatif? Membandingkan saldo kas dengan rekonsiliasi bank adalah paling penting. Piutang dibandingkan dengan detail laporan piutang. Hutang dibandingkan dengan akun laporan rinci Hutang. Pajak gaji dan upah dapat dibandingkan dengan laporan penggajian. Wesel Bayar dengan jadwal amortisasi. Penjualan dengan jurnal penjualan.

PERTANYAAN : Apakah kesalahan akuntansi sudah dikoreksi? Bagaimana kesalahan dikoreksi tentu saja tergantung pada jenis kesalahan. Misalnya, seperti kesalahan transposisi caranya adalah dibagi sembilan. Coba dan lihat, ambil 96 dan kurangi 69. Ini sama dengan 27 dibagi dengan 9 itu sama dengan 3. Coba lain seperti 12 dan 21 perbedaannya adalah 9. Bagaimana dengan jumlah besar seperti 756 dan 657? Perbedaannya adalah 99. Aneh bukan? Jadi hal pertama yang harus dicari jika terjadi ketidakseimbangan saldo adalah melihat apakah angka itu membagi sembilan. Jika tidak, paling sering itu akan menjadi kesalahan transposisi. Yang dapat dilakukan adalah dengan memindai angka dan mencari kemungkinan kesalahan.

Ketika menghitung kolom debit dan kolom kredit yang ternyata hasilnya tidak sama adalah dengan membagi 2. Ambil angka tersebut dan cari apakah angka yang sama ada di dalam kolom debit atau kredit. Jika demikian, ini berarti angka tersebut diposting ke kolom yang salah. Misalnya, jika $ 1000 dimasukkan ke dalam kolom yang salah, kolom yang akan terlalu besar sebesar $ 1.000. Kolom lainnya akan mengecil sebesar $ 1.000, sehingga rendering perbedaan menjadi $ 2.000. Bagilah $ 2000 dengan 2 agar mendapat angka $ 1.000. Pindai kolom dengan angka $ 1.000 dan tentukan jumlah yang telah diposting ke kolom kanan. Sebagian besar waktu ketika bekerja dengan sistem komputerisasi akuntansi kita harus menulis catatan jurnal umum untuk mengoreksi kesalahan. Dengan cara ini, kita memiliki jejak audit dari apa yang terjadi.

Kadang-kadang ketika memperbaiki kesalahan jurnal dengan mudah kita mencampur debit dan kredit. Sebagai contoh, katakanlah ada $ 5,00 debit di akun Employee Payroll Tax liability. Seharusnya debit ke akunEmployer Payroll Tax expense. Jurnal koreksi yang dibutuhkan adalah debit Employer Payroll Tax dan kredit Employee Payroll Tax sebesar $ 5,00. Sebaliknya, hasil akhirnya ternyata menjadi debit Employee Payroll Tax $ 10,00 bukannya $ 0,00. Dan ini harus dilakukan koreksi jurnal lainnya untuk $ 10,00.

Terakhir, bagaimana jika ada beberapa jumlah yang tersisa di rekening dan kita tidak tahu dari mana asalnya atau di mana harus menaruhnya. Jika tidak material, ambil lompatan dan posting ke Beban Lain - Lain dan tambahkan catatan untuk apa beban ini dibuat.

Sabtu, 09 Agustus 2014

Akuntansi Derivatif dan Lindung Nilai (Hedge Accounting)

Akuntansi Derivatif dan Lindung Nilai (Hedge Accounting)
Derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga disebut " produk turunan"(underlying product); daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok.

Derivatif digunakan oleh manajemen investasi/ manajemen portofolio, perusahaan dan lembaga keuangan serta investor perorangan untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap resiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing "tanpa" mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying)

Instrumen derivatifmempunyai tiga karakteristik berikut ini:
  1. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan—(sering disebut dengan variabel yang mendasari/underlying, antara lain suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya. Untuk variabel non-keuangan, variabel tersebut tidak berkaitan dengan pihak-pihak dalam kontrak
  2. Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar; dan
  3. Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa mendatang.
Ketiga karakteristik tersebut bersifat kumulatif. Dengan kata lain, kalau ketiga karakteristik tersebut tidak terpenuhi, maka suatu instrumen keuangan tidak dapat dikatakan sebagai suatu produk atau instrumen derivatif.

Berdasarkan sifatnya derevatif dikelompokkan menjadi dua bagian (Madura: 2006) yaitu;
  • Derevatif Komoditas merupakan kontrak derevatif yang terjadi pada barang-barang komoditi, seperti produk hasil pertanian, perkebunan, perikanan (soft commodities)dan hasil pertambangan, emas dll. (hard commodities).
  • Derevatif Keuangan merupakan kontrak derevatif yang terjadi pada instumen keuangan, seperti mata uang, saham, indeks gabungan, tingkat bungan jangka pendek, surat pembendaharaan negara dan obligasi.
INSTRUMENT DEREVATIF
  • Forward Contract, Menurut Siahaan (2008) definisi dari forward contract atau kontrak penyerahan kemudian adalah perjanjian antara dua pihak, dimana satu pihak diwajibkan menyerahkan sejumlah asset tertentu pada tanggal tertentu yang akan datang dan pihak lainnya wajib membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang dikenakan atas asset pada tanggal penyerahan. Sebagai kesepakatan pribadi antara dua pihak,forward contract diatur secara khusus untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak, oleh karena itu sifatnya disebut private (bergantung pada pribadi kedua belah pihak). Tujuan dari kontrak ini adalah untuk melindungi kedua belah pihak dari fluktuasi nilai asset yang mungkin terjadi selama kurun waktu tertentu, yaitu sejak kontrak ditandatangani hingga penyerahan atau pembayaran yang dilakukan.
  • Future Contract, Menurut Hull (2006) kontrak berjangka merupakan perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau menjual asset tertentu pada saat tententu dengan atau pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Hal ini senada dengan definisi menurut Eiteman, dkk (2010) Kontrak future adalah sebuah alternatif dari kontrak forward yang menuntut penyerahan suatu jumlah faluta asing standar di masa depan dengan waktu, tempat, dan harga yang sudah ditentukan. Future contract berbeda dengan forward contract dimana future contractbentuknya sudah standard (sudah dibuat baku), telah disekuritisasi dan diperdagangkan di pasar tententu, di tengah-tengah masyarakat. Kontrak tidak dilakukan secara pribadi oleh dua pihak, tetapi dilakukan melalui bursa yang terorganisir.
  • Kontrak Opsi, dasarnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu calls sebagai hak beli dan puts sebagai hak jual. Pembeli calls atau pemilik calls memiliki hak membeli asset tertentu pada harga tertentu dan tanggal tertentu di masa yang akan datang. Sebaiknya pembeli put atau pemilik put memiliki hak menjual asset tertentu pada harga tertentu dan pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Harga dalam kontrak disebut strike price atau exercise price, dan tanggal pada kontrak disebut maturity date. Gaya opsi ini ada dua, gaya Eropa dan gaya Amerika. Opsi eropa dapat diexercise hanya persis pada tanggal jatuh tempo saja, sedangkan opsi Amerika dapat diexercise kapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi belum jatuh tempo maupun persis pada tanggal jatuh tempo.
  • Swaps Contract, Merupakan kesepakatan antara dua pihak atau perusahaan untuk saling mempertahankan arus kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang. Kesepakatan ini ditentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung jumlah tunai yang akan saling dipertukarkan (dibayarkan masing-masing pihak). Biasanya di dalam perhitungan telah dipertimbangkan nilai yang akan datang, tingkat bunga, kurs mata uang, dan variabel-variabel lainnya yang relevan.
LINDUNG NILAI (HEDGING)

Lindung Nilai (Hedging) adalah teknik manajemen risiko dengan menggunakan derivatif atauinstrumen hedging lainnya untuk mengkompensasi (offset) perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas terkait asset, kewajiban, dan transaksi-transaksi di masa depan. IAS 39 mencakup prinsip-prinsip akuntansi khusus untuk aktivitas hedging. Apabila kondisi-kondisi tertentu terpenuhi, entitas diperbolehkan untuk menyimpang dari ketentuan-ketentuan akuntansi yang lazim dan menerapkan hedge accounting untuk asset dan kewajiban yang terkait dengan aktivitas hedging. Ketentuan perlakuan akuntansi mengenai hedging bersifat opsional; entitas tidak diharuskan untuk menerapkannya. Pengaruh hedge accounting adalah, keuntungan atau kerugian atas instrumen hedgingdan item-item yang dilindunginya diakui dalam periode yang sama; keuntungan dan kerugian ditandingkan dalam periode yang sama.

Terdapat dua unsur dalam aktivitas hedging :
  1. Instrumen hedging, mencakup derivatif, asset keuangan non-derivatif, atau kewajiban keuangan non-derivatif. Semua kontrak derivatif dengan pihak eksternal bisa digunakan sebagai instrumen hedging, kecuali untuk sebagian written options. Asset dan kewajiban non-derivatif hanya bisa digunakan sebagai instrumen hedging atas risiko mata uang asing. Untuk menjadi instrumen hedging, nilai wajar instrumen hedging atau arus kas yang diakibatkannya harus mengkompensasi perubahan nilai wajar atau arus kas asset, kewajiban, atau transaksi yang dilindunginya. Untuk tujuan hedging, hanya instrumen yang terkait dengan pihak eksternal saja yang boleh digunakan sebagai instrumen hedging.
  2. Item yang dilindungi, (hedged item) mencakup asset, kewajiban, komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi di masa depan, atau investasi netto dalam operasi luar negeri. Untuk menjadi item yang dilindungi, suatu item harus berisiko bagi perusahaan, nilai wajar atau arus kas yang diakibatkannya di masa depan mungkin berubah dan mempengaruhi laba perusahaan.
IAS 39 mengidentifikasi tiga jenis hedging :
  1. Fair value hedges, atau lindung nilai wajar.
  2. Cash flow hedges, atau lindung arus kas
  3. Lindung investasi netto dalam operasi luar negeri.
PERLAKUAN AKUNTANSI

Hedge accounting mengaitkan perlakuan akuntansi untuk (1) instrumen hedging dengan (2) item yang dilindunginya sehingga kompensasi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas dapat diakui dalam laporan keuangan pada periode yang sama. Secara umum, perlakuan akuntansi untuk aktivitas hedging dapat dikelopokkan menjadi dua kategori perlakuan:
  • Perubahan nilai wajar item yang dilindungi diakui pada periode sekarang sebagai penyeimbang (offsetting) pengakuan perubahan nilai wajar instrumen hedging-nya (perlakuan akuntansi lindung nilai wajar).
  • Pengakuan nilai wajar instrumen hedging ditangguhkan (deferred) sebagai unsur terpisah dalam ekuitas dan diperhitungkan dalam laba/rugi ketika item yang dilindunginya mempengaruhi laba/rugi (perlakuan akuntansi lindung arus kas dan investasi netto dalam operasi luar negeri).
KRITERIA HEDGE ACCOUNTING

Hedge accounting bersifat opsional; suatu entitas boleh saja menangguhkan atau mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian berdasarkan ketentuan akuntansi mana yang digunakannya.

Untuk menghindari penyalahgunaan, IAS 39 membatasi penggunaan hedge accounting. Hedge accounting boleh diterapkan apabila kondisi-kondisi khusus berikut ini terpenuhi:
  • Instrumen hedging dan item yang dilindunginya harus dinyatakan secara jelas dalam dokumentasi formal, dilengkapi dengan tujuan dan strategi manajemen risiko yang melandasi aktivitas hedging.
  • Hubungan antara instrumen hedging dengan item yang dilindunginya efektif.
  • Untuk lindung arus kas atas transaksi di masa depan, kemungkinan terjadinya transaksi yang dilindungi harus sangat tinggi dan transaksi itu harus berisiko, rentan terhadap variasi arus kas yang akan mempengaruhi laba/rugi perusahaan.
Dokumentasi hedging harus mengidentifikasi hal-hal berikut:
  • Instrumen hedging yang digunakan
  • Item yang dilindungi
  • Risiko apa yang dilindungi
  • Bagaimana entitas mengevaluasi efektivitas hedging

Selasa, 27 Mei 2014

Cara Memperkirakan Masa Manfaat Aset Tetap

Cara Memperkirakan Masa Manfaat Aset Tetap
Untuk menentukan beban penyusutan pada aktiva tetap, perusahaan harus memperkirakan masa kegunaan aset tetap dan nilai sisanya
Untuk memperkirakan masa manfaat, perusahaan bisa menggunakan :
  • Metode Statistik
  • Praktik industri
  • Perkiraan rekayasa
  • Pengalaman masa lalu dengan aset yang sama atau serupa
Rentang estimasi masa manfaat adalah sebagai berikut :
  • Peralatan otomotif : 3 - 6 tahun
  • Mesin dan peralatan : 3 - 20 tahun
  • Bangunan dan prasarana : 10 - 50 tahun
  • Perabotan dan perlengkapan : 5 - 12 tahun
Estimasi masa manfaat bergantung pada pertimbangan manajemen dan dapat direvisi selama masa kehidupan aktiva tetap. Karena memperkirakan masa manfaat aset tetap merupakan ketidakpastian, bisnis harus mengikuti praktik akuntansi konservatif dalam melakukannya.

Perusahaan dapat memperpanjang perkiraan masa manfaat aset tetap juga dapat menurunkan beban penyusutan dan meningkatkan laba bersih perusahaan.  Ketika menganalisis perkiraan masa manfaat, kita dapat melihat apakah perusahaan melebih - lebihkan pendapatannya dengan menggunakan estimasi masa manfaat yang sengaja diperpanjang.

Masa manfaat aset tetap sering berbeda dari kehidupan fisiknya. Misalnya, aset tetap dapat secara fisik mampu memproduksi barang (di luar masa manfaatnya) tapi mungkin akan dipensiunkan oleh perusahaan karena aset tersebut tidak memadai, secara teknis usang, dll. Dengan kata lain, seperti aset tidak lagi berguna untuk perusahaan.

Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi masa manfaat aset tetap:
1. Faktor fisik : kadaluwarsa, keausan, kerusakan, korban (kebakaran, banjir, pencurian)
2. Faktor ekonomi :
  • Ketidakmampuan : aset tetap menjadi tidak berguna ketika tuntutan perubahan perusahaan
  • Penggantian : aset tetap diganti dengan aset yang lebih efisien atau ekonomis
  • Usang : tak terduga keusangan fisik atau keusangan secara teknis
Faktor fisik biasanya digunakan untuk mengestimasi masa manfaat bangunan,misalnya keausan, kerusakan, dan korban (kebakaran, banjir) lebih cenderung menjadi penyebab pensiun bangunan. Dalam hal ini, pemeliharaan berperan penting dalam memperpanjang (atau memperpendek) masa manfaat dari aktiva tetap tersebut.

Faktor ekonomi, di sisi lain, lebih mungkin untuk mempengaruhi masa manfaat peralatan, mesin, pabrik, dll. Bagian mesin mungkin menjadi usang secara teknis baik sebelum kehidupan fisik yang sudah berakhir. Faktor ekonomi mungkin juga mempengaruhi nilai sisa aset tetap. Misalnya, keusangan teknis seringkali tidak hanya mempengaruhi masa manfaat komputer tetapi juga nilai sisa.

Ketika kegunaan dari aset tetap turun di bawah nilai buku, aset tetap harus ditulis. Dengan kata lain, apabila nilai wajar dari aset tetap berada di bawah nilai buku, perusahaan harus mengakui penurunan kerugian atas aset tetap. Kerugian ini tidak boleh dilaporkan sebagai pos luar biasa.

Minggu, 18 Mei 2014

Penerapan Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur

www.hallogan.blogspot.com
Perusahaan manufaktur berkaitan erat dengan proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual. Proses produksi yang dilakukan adalah pembelian bahan baku, memperkerjakan buruh secara langsung dengan memakai biaya pabrikasi. Setelah proses produksi selesai barulah tercipta barang jadi yang siap dijual. Dibawah ini kita akan membahas biaya - biaya yang umum digunakan pada perusahaan manufaktur.


1. Biaya Produksi
Biaya yang mengacu pada proses terjadinya suatu produk yang diproduksi. Seperti biaya listrik yang digunakan untuk mengoperasikan peralatan pabrik, penyusutan peralatan pabrik dan bangunan, bahan pembantu dan pegawai pabrik (selain tenaga kerja langsung). Biaya produksi dibagi atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
  • Biaya bahan baku (raw materials cost) adalah semua bahan yang secara langsung telah membentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam suatu produk. Contoh bahan baku perusahaan rokok adalah tembakau.
  • Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) adalah upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang secara langsung menangani proses produksi. Contoh tenaga kerja langsung pada perusahaan rokok adalah pelinting rokok.
  • Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang ikut membentuk suatu barang jadi. Biaya overhead pabrik tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan.
Biaya Overhead Pabrik harus dimasukkan dalam biaya persediaan barang jadi pada neraca, serta dalam harga pokok penjualan pada laporan laba rugi perusahaanBiaya overhead terdiri atas :
  • Bahan penolong, yaitu bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan produk yang penggunaannya relative kecil atau terlalu sulit untuk diperlakukan sebagai bahan langsung.
  • Tenaga kerja tidak langsung, yaitu gaji dan upah tenaga kerja yang secara fisik tidak langsung berhubungan dengan pembuatan produk. 
  • Biaya produksi tidak langsung lainnya misalnya biaya perlengkapan pabrik, biaya penerangan pabrik, biaya penyusutan mesin dan gedung pabrik, dll.
Contoh sederhana penghitungan biaya harga pokok produksi perusahaan manufaktur

  Harga Pokok  Produksi :
  - Persediaan awal bahan baku                           xx
  - Pembelian                                                                  xx
  - Persediaan akhir bahan baku                        (xx)
                                                              ---------             
                        - Biaya Bahan Baku                                                     xxx
                       - Biaya Tenaga Kerja Langsung                            xxx
              - Biaya Overhead                                                            xxx
                                                                                                              --------
  - Biaya Produksi                                                      xxx
  - Persediaan awal, Barang Dalam Proses                 xxx
                                                                              --------
  - Persediaan total, Barang Dalam Proses                         xxx
  - Persediaan akhir, Barang Dalam Proses              ( xxx )
                                                                              ---------
  - Harga Pokok Produksi                                                                xxx 
                                                     
2. Biaya Non Produksi (Biaya Administrasi)
Biaya yang meliputi kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran, administrasi dan umum, dan beban bunga. Karena prinsip akuntansi tidak menganggap biaya ini sebagai biaya produksi, maka bukan termasuk dalam persediaan atau biaya pokok penjualan. Sebaliknya, biaya non produksi hanya dilaporkan sebagai beban pada laporan laba rugi.
  • Biaya Pemasaran adalah meliputi semua biaya dalam rangka melaksanakan kegiatan pemasaran atau kegiatan untuk menjual barang dan jasa perusahaan kepada para pembeli sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas,
  • Biaya Administrasi dan Umumm meliputi semua biaya dalam rangka melaksanakan fungsi administrasi dan umum yaitu biaya perencanaan, penentuan strategi dan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan agar berdaya guna dan berhasil guna
  • Biaya Finansial yaitu semua biaya dalam rangka melaksanakan fungsi finansial maksudnya fungsi pemenuhan dana yang diperlukan oleh perusahaan
Karakteristik yang membedakan perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang terletak pada biaya pokok produksi. Siklus kegiatan perusahaan dagang dimulai dengan pembelian barang dagangan tanpa pengolahan lebih lanjut dan diakhiri dengan penjualan kembali barang dagangan tersebut. Dalam perusahaan ini, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan berakhir dengan penyajiaan harga pokok barang yang dijual

Selasa, 22 April 2014

Tidak Perlu Koreksi Jika Salah Pos Dalam Menjurnal

http://halloagan.blogspot.com/
Setiap melakukan pembukuan pasti pernah terjadi kesalahan dalam menjurnal transaksi, lalu apakah setiap salah pos dalam mejurnal harus dilakukan jurnal koreksi? bisa Ya bisa Tidak.
Maka dari itu sebelumnya kita periksa dulu pada transaksi tanggal berapa terjadi kesalahan apakah pada periode berjalan atau periode - periode sebelumnya.


1. Jika kesalahan terjadi pada periode berjalan apabila kesalahannya di akun neraca maka kita harus melakukan koreksi (reklasifikasi) karena akun - akun neraca mengandung akun yang sensitive ( Aset, Kewajiban, Modal) karena menyangkut hak dan kewajiban baik perusahaan maupun pihak luar. Jika ada yang salah otomatis akan merugikan pihak luar. Selain itu akun neraca tidak pernah ditutup kecuali perusahaan  tersebut bubar. 

2. Sedangkan kalau kesalahan terjadi pada periode berjalan tapi di akun Laba-Rugi maka kita harus melakukan jurnal koreksi karena akun - akun Laba-Rugi (pendapatan, harga pokok penjualan, biaya- biaya) belum ditutup. Namun jika kesalahan pada periode sebelumnya memungkinkan kesalahan tersebut bisa betul sendiri apabila yang salah dijurnal adalah akun yang masuk kelompok Laba-Rugi, kenapa bisa begitu? karena misalnya anda salah jurnal di laporan sebelumnya maka otomatis Laba menjadi salah diakui. Selanjutnya pada proses tutup buku berlangsung, akun Laba yang di laporan Laba-Rugi berpindah ke akun Laba Ditahan yang ada di Neraca. Dalam hal ini Laba Ditahan yang diakui di periode sebelumnya menjadi benar di periode sekarang tanpa melakukan koreksi.

Pada perusahaan yang termasuk go public untuk bisa melakukan koreksi, reklasifikasi, penyesuaian hanyalah orang yang mempunyai otoritas jabatan tinggi (Chief Accountant, Accounting Manager, Controller atau CFO).

Sabtu, 19 April 2014

Menghitung Saldo Akhir Persediaan Tanpa Stock Opname

http://halloagan.blogspot.com/
1. Dengan Menggunakan Kartu Stock,
Saldo akhir persediaan dapat di lihat di kartu stock saldo akhir masing-masing item barang persediaan. Jika tidak ada saldonya maka bisa menggunakan metode pengurangan jumlah masing-masing item barang masuk dengan jumlah item barang keluar.


2. Dengan Menggunakan Metode Laba Kotor
Formula Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah:
HPP = Saldo Awal Persediaan + Pembelian – Saldo Akhir Persediaan

Untuk menghitung Saldo Akhir Persediaan, rumusnya tinggal dibalik, jadinya:
Saldo Akhir Persediaan = Saldo Awal Persediaan + Pembelian – HPP

Sebelumnya kita mencari HPPnya dulu dengan menggunakan Laba Kotor
Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

Untuk mencari HPP formulanya tinggal dibalik, jadinya:
Harga Pokok Penjualan = Penjualan Bersih – Laba Kotor


Nah, “Laba Kotor” inilah yang diestimasi dengan menggunakan tarif tertentu. Itu sebabnya metode ini disebut dengan “Metode Laba Kotor” alias “Gross Profit Method.”

Perlu diingat, hasil perhitungan ini tidak dijamin akurat 100%. Sebab Harga Pokok Penjualan dihitung dengan menggunakan estimasi, yakni tarif laba kotor yang belum tentu sama dengan kenyataannya.

Dengan demikian berarti anda bisa memperkirakan (mengestimasi) nilai saldo akhir persediaan sepanjang punya data:
1. Penjualan Bersih
2. Tarif Laba Kotor
3. Saldo Awal Persediaan; dan
4. Pembelian (penambahan) persediaan


Contoh Kasus:
Rini adalah Chief Accountant PT. JAK yang masih menggunakan sistim periodik untuk persediaannya. Stock opname persediaan PT JAK dilakukan secara terjadwal yakni tanggal 31 Desember setiap setahun. Untuk mengajukan kredit ke bank, boss nya Rini mendadak minta Laporan Keuangan sampai dengan 31 Agustus. Adapun data yang tersedia, yaitu:


Saldo Awal Persediaan = Rp 50,000,000
Pembelian Persediaan (1 Jan s/d 31 Agustus = Rp 70,0000
Penjualan Bersih (1 Jan s/d 31 Agustus = Rp 200,000,000
Pertanyaan: Berapa Saldo Akhir Persediaan saat ini?

Solusi:
Karena tidak ada kartu stock, Rini terpaksa hanya mengira-ngira nilai saldo akhir persediaannya. Supaya bisa menggunakan metode “Laba Kotor” (Gross Profit), disamping data di atas Rini masih perlu mengetahui tarif estimasi Laba Kotor PT. JAK terlebih dahulu.
Menurut informasi bossnya, PT. JAK selama ini selalu mematok Laba Kotor sekitar 50% untuk setiap produk yang dijual. Dengan informasi ini sekarang Rini bisa menghitung estimasi saldo akhir persediaan, dengan menggunakan 2 langkah berikut:

Langkah-1 (Menghitung Estimasi Harga Pokok Penjualan):
Penjualan Bersih – Estimasi Tarif Laba Kotor = Estimasi Harga Pokok Penjualan
Rp 200,000,000 – Rp (50% x Rp 200,000,000) = Estimasi Harga Pokok Penjualan
Rp 200,000,000 – Rp 100,000,000 = Estimasi Harga Pokok Penjualan
Estimasi Harga Pokok Penjualan = Rp 100,000,000

Langkah-2 (Menghitung Estimasi Saldo Akhir Persediaan):
Estimasi Saldo Akhir Persediaan = Saldo Awal Persediaan + Pembelian Persediaan – Estimasi Harga Pokok Penjualan
Estimasi Saldo Akhir Persediaan = Rp 50,000,000 + Rp 70,000,000 – Rp 100,000,000
Estimasi Saldo Akhir Persediaan = Rp 20,000,000
Angka estimasi Rp 20,000,000 inilah yang kemudian disajikan oleh Rini dalam Laporan Laga Rugi dan Neraca yang diserahkan kepada bossnya.