Tampilkan postingan dengan label Dasar (Basic). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dasar (Basic). Tampilkan semua postingan

Sabtu, 09 Juni 2018

Jurnal Penyesuaian


https://ilmuakuntans.blogspot.com

Jurnal penyesuaian adalah jurnal akuntansi yang mengubah catatan akuntansi perusahaan menjadi berbasis akuntansi akrual. Jurnal penyesuaian biasanya dibuat sesaat sebelum mengeluarkan laporan keuangan perusahaan atau pada akhir periode.

Contoh kasus :

Perusahaan meminjam uang dari bank pada tanggal 1 Desember 2017 dan periode akuntansi perusahaan berakhir pada 31 Desember. Bank pinjaman menetapkan bahwa pembayaran bunga pertama akan jatuh tempo pada tanggal 1 Maret 2018. Ini berarti bahwa catatan pembukuan perusahaan pada tanggal 31 Desember tidak melakukan pembayaran ke bank untuk kepentingan perusahaan yang timbul dari 1 Desember sampai 31 Desember. (Tentu saja pinjaman tersebut membebani biaya bunga perusahaan setiap hari, tetapi pembayaran yang sebenarnya untuk bunga tidak terjadi sampai 1 Maret.) Untuk laporan laba rugi perusahaan bulan Desember secara akurat melaporkan profitabilitas perusahaan, itu harus mencakup semua biaya bulanan perusahaan, bukan hanya biaya yang dibayarkan. Demikian pula untuk neraca perusahaan pada tanggal 31 Desember, harus melaporkan kewajiban untuk bunga terhutang pada tanggal neraca. Penyesuaian diperlukan sehingga beban bunga bulan Desember disertakan pada laporan laba rugi bulan Desember dan bunga yang jatuh tempo pada tanggal 31 Desember disertakan pada neraca 31 Desember. Jurnal penyesuaian akan mendebit Beban Bunga dan kredit Hutang Bunga untuk jumlah bunga dari 1 Desember hingga 31 Desember.

Jumat, 08 Juni 2018

Perbandingan Akuntansi Manajemen Vs Akuntansi Keuangan

https://ilmuakuntans.blogspot.com

Perbandingan Akuntansi Manajemen Vs Akuntansi Keuangan

Berikut adalah perbandingannya, dilihat dari berbagai aspek:

1. Pengguna Utama Laporan
a). Akuntansi Keuangan – Pengguna utama laporan yang dihasilkan oleh Akuntansi keuangan adalah pihak eksternal perusahaan. Pihak eksternal yang dimaksudkan di sini, yakni para pemegang saham, kreditur (institusi keuangan dan non-keuangan), dan regulator (Badan Pengawas Pasar Modal dan Direktorat Jenderal Pajak).

b). Akuntansi Manajemen – Seperti namanya, pengguna utama laporan yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen adalah para pengelola perusahaaan yang terdiri dari para manajer dan eksekutif perusahaan yang lumrah disebut “management” saja.

2. Laporan Utama yang Disajikan
a). Akuntansi Keuangan – Laporan utama yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan selalu berupa “Laporan Keuangan” yang terdiri dari:
  • Neraca (Balance Sheet) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan hingga pada tanggal tertentu, misalnya 31 Desember 2013 (itu sebabnya PSAK saat ini memakai istilah “Lap Posisi Keuangan”.) Isinya: Aset, Liabilitas, Ekuitas Pemilik.
  • Laporan Laba Rugi (Profit and Lost Statement) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai hasil operasional perusahaan selama satu periode tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31 Desember 2013, apakah membukukan laba atau rugi. Isinya: Pendapatan, Beban, Biaya, Laba/Rugi.
  • Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai aliran kas perusahaan; darimana kas masuknya berasal dan digunakan untuk apa saja, selama satu periode tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31 Desember 2013. Isinya: Kas dari Aktivitas Investasi, Kas dari Aktivitas Operasi, dan Kas dari Aktivitas Pendanaan.
b). Akuntansi Manajemen – Laporan utama yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen beragam dan tidak sama antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain—tergantung jenis dan skala usahanya. Namun laporan-laporannya selalu berupa Laporan Internal, diantaranya berupa:
  • Laporan Kas (Cash Reports) – Laporan yang menyajikan posisi kas setiap hari atau minggu, perbandingan kas dengan forecast dan budget, perbandingan kas periode sebelumnya)
  • Laporan Status (Status Reports) – Laporan yang menyajikan kinerja keuangan dan operasional perusahaan per hari atau minggu. Memuat perbandingan antara kondisi sebenarnya yang sedang terjadi dengan budget dan forecast.
  • Laporan Gaji (Payroll Reports) –Laporan dapat memberi informasi, sampai per laporan dibuat, sudah berapa kewajiban gaji dan upah perusahaan terhadap pegawai per departemen, per orang. Sekaligus membandingkan data tersebut dengan budget dan forecast.
  • Laporan Penjualan dan Biaya (Sales and Expenses Reports) – Laporan yang menyajikan capaian penjualan sampai per tanggal laporan, sudah berapa persen yang tercapai dibandingkan dengan forecast dan budget. Data disajikan per customer (pelanggan) atau per nama marketer/salesman. Di sisi lainnya juga menyajikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan hingga laporan yang telah dibuat, apakah masih dalam toleransi budget, bagaimana perbadingannya dengan forecast.
  • Laporan Cost (Cost Report) – Laporan yang menyajikan besaran beban yang timbul dari operasional perusahaan, pada kurun waktu tertentu (untuk cost center bisa jadi harian atau mingguan), tentu saja dilengkapi dengan hitung-hitungan dan analisa-analisa beban/cost yang sangat rinci, per department hingga per aktivitas. Tergantung teknik costing apa yang diterapkan, laporan ini dilengkapi dengan hitungan dan analisa-analisa pelengkap, misalnya berupa “Laporan Selisih” (Variance Report) jika perusahaan menerapkan “standard costing”.
  • Laporan Marjin (Margin Reports) – Laporan yang menyajikan informasi mengenai marjin (nilai penjualan dikurangi harga pokok penjualan) per jenis barang (item) dan per customer (pelanggan). Laporan ini juga dapat memberi gambaran mengenai barang mana saja yang sampai pada saat laporan dibuat mencetak marjin (laba kotor) tinggi, mana yang rendah, dengan pisah batas dan parameter tertentu. Juga, menyajikan informasi mengenai penjualan ke customer (pelanggan) mana yang memberi marjin tinggi, mana yang rendah.
  • Laporan Kapasitas (Capacity Reports) – Laporan ini khas untuk perusahaan berjenis manufaktur (industri/pabrikan). Laporan yang menyajikan kapasitas produksi perusahaan per bagian/divisi, hingga per satu nit mesin. Sekaligus menampilkan data, kapasitas mesin per tanggal laporan dibuat, berapa persen terisi. Sehingga secara kesuluruhan dapat diketahui mesin mana saja yang bekerja dengan kapasitas penuh dan mana yang tidak.
3. Cakupan Isi Laporan
a). Akuntansi Keuangan – Cakupan isi “Laporan Keuangan” yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan mencerminkan atau mewakili kondisi perusahaan (baca: entitas) secara keseluruhan. Pembaca Laporan Keuangan tidak bisa mengetahui berapa penjualan dari toko A, B, dan C, dari PT JAK misalnya, karena yang disajikan hanya total penjualan dari semua toko yang ada di bawah kendali PT. JAK. Demikian halnya dengan beban/biaya. Hal itu karena pengguna Laporan Keuangan memang tidak membutuhkan informasi sampai sejauh itu.

b). Akuntansi Manajemen – Cakupan isi “Laporan Internal” yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen mencerminkan atau mewakili sampai ke subunit suatu entitas mulai dari per cabang, departemen, hingga ke aktivitas tertentu. Pengguna Laporan Internal, yaitu management perusahaan, bisa mengetahui kondisi perusahaan ke bagian operasional perusahaan yang paling kecil. Hal ini karena informasi tersebut memang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan internal para pengelola perusahaan.

4. Tingkat Kerincian Laporan
a). Akuntansi Keuangan – Laporan Keuangan yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan bersifat general, global dan ringkas. Neraca misalnya, pada perusahaan kecil mungkin terdiri dari satu halaman saja, sedangkan pada perusahaan terbuka (TBK) yang paling besar mungkin maksimal hanya 4 halaman saja. Demikian halnya dengan Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, semuanya disajikan serba ringkas.

b). Akuntansi Manajemen – Laporan Internal yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen bersifat spesifik dan detail. Laporan Penjualan misalnya, mungkin bisa berpuluh atau ratus halaman; dilaporkan per customer, per lokasi outlet (retailer), per item barang, per warna, per size, dst. Tak jarang laporan-laporannya juga dilengkapi dengan diagram (chart) yang dirancang untuk manager yang lebih suka membaca laporan yang divisualisasikan.

5. Sumber Data Laporan
a). Akuntansi Keuangan – Data yang digunakan untuk menyusun Laporan Keuangan seratus persen bersumber dari transaksi keuangan yang kemudian diinput dalam bentuk journal entry (debit-kredit).

b). Akuntansi Manajemen – Data yang digunakan untuk membuat Laporan Internal manajemen bersumber dari data apapun yang dianggap relevan dan terkait dengan kegiatan usaha, termasuk jurnal (debit-credit yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan.

6. Aturan Pengolahan Data dan Penyajian Laporan
a). Akuntansi Keuangan – Dalam mengolah data dan menyajikan laporan, Akuntansi Keuangan secara tegas diwajibkan mengikuti konsep, prinsip dan postulat tertentu, yang tersandarisasi seperti tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Itu sebabnya, format laporan dan item dalam Laporan Keuangan selalu sama (setidaknya nyaris sama).

b). Akuntansi Manajemen – Patokan yang digunakan oleh Akuntansi Manajemen dalam mengolah data dan menyajikan laporan hanya AKURASI dan RELEVANSI-nya terhadap jenis keputusan manajemen perusahaan yang akan diambil—tidak ada aturan yang terstandarisasi. Itu sebabnya, format dan isi Lapotan Internal masing-masing perusahaan variatif.

7. Fungsi Pelaporan
a). Akuntansi Keuangan – Pelaporan Keuangan oleh Akuntansi Keuangan dimaksudkan untuk tujuan yang bersifat umum dari pengguna laporan keuangan yang memiliki kepentingan berbeda-beda; pembagian dividend (pemegang saham), jual-beli saham dan sekuritas (trader), persetujuan kredit/funding (banker), partnership dan investasi (investor), perpajakan (DJP), dan regulasi pasar modal (Bappepam). Dalam pengertian, apapun kepentingan para pengguna, selalu disodori Laporan Keuangan yang format dan item dalam laporan keuangan yang selalu sama. Misalnya, Laporan Keuangan yang diberikan ke bank sama dengan yang dipublikasikan ke investor.

b). Akuntansi Manajemen – Pelaporan Internal oleh Akuntansi Manajemen dimaksudkan untuk kepentingan yang bisa jadi bersifat rutin (forecast dan budget misalnya), dan bisa jadi juga bersifat khusus dalam kasus yang sangat khusus—laporan kapasitas produksi karena perusahaan mengalami keterlambatan delivery misalnya, atau laporan penjualan yang dibutuhkan untuk perubahan strategi pemasaran misalnya, atau laporan analisa A/R dalam rangka melakukan revisi kebijakan kredit, dan lain sebagainya. Laporan yang diberikan kepada manager misalnya, tak sama dengan laporan yang disampaikan ke eksekutif, yang diserahkan ke manager produksi tidak sama dengan yang disampaikan ke manager pemasaran.

8. Waktu Pelaporan
a). Akuntansi Keuangan – Penyampaian Laporan Keuangan oleh Akuntansi Keuangan dilakukan secara rutin dan terjadwal secara pasti (kwartal, semesteran, tahunan). Keterlambatan laporan bisa berakibat sanksi (misalnya terlambat menyampaikan laporan fiskal.)

b). Akuntansi Manajemen – Penyampaikan Laporan Internal oleh Akuntansi Manajemen ada yang dilakukan secara terjadwal, lebih banyak yang tak terjadwal, bisa sewaktu-waktu kapanpun dibutuhkan oleh pengguna (management perusahaan).

9. Penilai Kualitas Laporan
a). Akuntansi Keuangan – Kualitas Laporan Keuangan tidak dinilai langsung oleh pengguna (pihak eksternal), melainkan diwakili oleh team auditor independent dari KAP tertentu melalui proses audit. Sepanjang team auditor independen menyatakan laporan keuangan handal dan bisa dipercaya, maka pihak eksternal juga akan berpendapat yang sama. Khusus Ditjen Pajak dan Bea Cukai, mereka memiliki team pemeriksa (auditor) sendiri dan hanya percaya kepada hasil penilaian mereka.

b). Akuntansi Manajemen – Yang menilai kualitas Laporan Internal adalah pengguna langsung (management perusahaan). Sepanjang laporan yang disajikan akurat dan bisa dijadikan input dalam proses pengambilan keputusan, maka laporan dianggap berkualitas. Yang agak sulit, masing-masing manajer perusahaan memiliki selera dan gaya analisa yang berbeda-beda, disamping kepentingan yang berbeda-beda (sesuai fungsi maisng-masing manager). Manajer A mungkin suka laporan yang super detail, manajer B mungkin pusing kalau melihat laporan yang terlalu detail.

10. Sertifikasi
a). Akuntansi Keuangan – Sertifikasi khusus bagi mereka yang professional dalam Akuntansi Keuangan disebut “Certified Public Accountant” (CPA). Sertifikat diperoleh setelah memenuhi persyaratan tertentu dan lulusan ujian khusus.

b). Akuntansi Manajemen – Sertifikasi khusus bagi mereka yang professional dalam Akuntansi Manajemen disebut “Certified Management Accountant” (CMA). Sertifikat diperoleh setelah memenuhi persyaratan tertentu dan lulusan ujian khusus juga.



Mana Yang Lebih Sesuai Untuk Anda?

A. Akuntansi Keuangan, jika

Anda lebih suka pekerjaaan yang bersifat statis, konstan dan cenderung dari itu-ke-itu saja;
Anda lebih suka bekerja dengan waktu penyelesaian (deadline) yang telah diketahui sejak jauh-jauh hari;
Anda lebih suka bekerja dengan pedoman dan acuan yang serba pasti;
Anda lebih suka bekerja dalam suasana tenang dan sepi;
Anda lebih suka berada dalam tingkat kepastian (certainty) yang tinggi;
Anda lebih suka pada hal-hal yang berbau aturan dan standar;
Anda lebih suka ‘bermain’ di wilayah yang lebih sempit dan terfokus; dan
Anda lebih suka menonton film yang alur ceritanya tipikal dengan karakter tokoh yang bisa ditebak.

B. Akuntansi Manajemen, bila

Anda lebih suka pekerjaaan yang bersifat dinamis, berubah dari waktu-ke-waktu, berfluktuasi dan variatif.

Tugas mendadak yang tingkat kompleksitasnya tak bisa diperkirakan adalah tantangan yang mengasikan bagi anda. Mengejar deadline dadakan yang nyaris mustahil adalah sensasi yang sangat anda nikmati.

Lebih menyukai fleksibilitas dalam bekerja. Aturan standar dan hukum yang serba kaku justru menjadi pembatas yang membuat anda merasa stress.

Tak masalah bekerja dalam suasana yang ramai dan hiruk-pikuk, justru keramaian adalah sesuatu yang lebih anda sukai.

Ketidakpastian (uncertainty) tak membuat anda merasa resah, anda bisa beradaptasi dan mudah membaur di tempat dan susasana yang bisa berubah sewaktu-waktu.

Anda lebih tertarik pada strategi-strategi bisnis dibandingkan menghafal standard dan pasal undang-undang;

Anda menginginkan ruang bermain yang lebih luas, kalau bisa yang tak terbatas;
Nah, kira-kira mana yang lebih cocok untuk anda?

Minggu, 28 Desember 2014

Manfaat Menyiapkan Laporan Keuangan

http://ilmuakuntans.blogspot.com/
Memiliki usaha kecil bukan berarti tidak perlu membuat laporan keuangan yang sebagaimana mestinya yang dilakukan perusahaan besar. Akan tetapi laporan keuangan berisi berbagai informasi yang berguna bagi pemilik usaha untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

Berikut ini adalah alasan mengapa usaha kecil harus memiliki Laporan Keuangan yang harus disiapkan:


1. Laporan keuangan membantu menjaga informasi terorganisir sehingga pengguna akan memiliki akses efisien bila diperlukan.

2. Ketika diringkas, informasi memiliki nilai prediktif yang sangat vital bagi membuat keputusan bisnis utama.
3. Laporan keuangan dapat menyediakan informasi struktur keuangan bagi partai untuk meyakinkan mereka perlu melakukan transaksi bisnis dengan anda.
4. Informasi laporan keuangan memungkinkan anda untuk mudah mematuhi instansi pemerintah atas aturan penerapan wajib laporan.
5. Laporan keuangan memberikan catatan sejarah kegiatan usaha yang dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan.
6. Informasi laporan keuangan dapat digunakan untuk mendeteksi penipuan, pencurian, atau kegiatan ilegal lainnya yang mungkin terjadi dalam bisnis.
7. Laporan keuangan memberikan informasi berharga tentang kesehatan secara keseluruhan bisnis.
8. Laporan keuangan dapat memberikan informasi tentang kualitas dan kinerja mereka yang bertanggung jawab untuk mengelola bisnis.

Membuat laporan keuangan tidak harus membutuhkan seorang akuntan tapi kita sendiri yang pemilik usaha kecil bisa turun tangan langsung untuk mencatat dan membuat laporan keuangan. Ataupun dengan membeli sebuah software akuntansi bagi yang sudah terbiasa berhadapan dengan komputer. 

Tips Memulai Pembukuan Dengan Software Akuntansi Baru

Tips Memulai Pembukuan Dengan Software Akuntansi Baru
Dalam bahasan kita dalam artikel sebelumnya tentang bagaimana memilih sistem akuntasi yang sesuai dengan ukuran usaha kita, hari ini kita akan kembali membahas topik yang berhubungan dengan pemilihan sistem akuntansi. Menjalankan usaha baru memang membutuhkan persiapan yang matang diantaranya adalah mempersiapkan sistem akuntansi supaya laporan keuangan tersaji dengan sempurna.

Berikut ini adalah Tips Bagaimana Memulai Pembukuan Dengan Software Akuntansi Baru :

Persiapan dengan benar adalah kunci untuk sukses bekerja dengan software akuntansi. Dengan asumsi kita telah menyiapkan informasi perusahaan, pekerjaan pertama kita adalah untuk menetapkan akun buku besar yang akan digunakan. Seperti akun Kas, Persediaan, Hutang, Penjualan, Sewa, Peralatan, dll. Selanjutnya untuk menetapkan nomor perkiraan akun. Setelah mengatur akun ini di sistem, pekerjaan kita berikutnya adalah untuk mengirim saldo awal. Apabila kita ingin pindahkan dari satu sistem ke sistem lain, ini termasuk saldo dari seluruh rekening yang lama pada tanggal yang mentransfer data. Jika kita memulai di awal tahun baru, maka kita hanya akan menggunakan saldo dari tahun sebelumnya di neraca. Jika kita memulai sebuah perusahaan baru, maka tidak akan ada saldo awal baru. Setelah ini dilakukan, kita dapat mulai memasukkan transaksi bulanan dan transaksi berjalan. Jangan lupa meluangkan waktu untuk mengatur akun laporan dan merencanakannya dengan benar, jika tidak kita akan segera menemukan kekacauan besar pada laporan keuangan

Bagaimana Memilih Sistem Akuntansi Yang Sesuai

Bagaimana Memilih Sistem Akuntansi Yang Sesuai
Sebagai seorang pengusaha baru tentunya masih sangat kebingungan bagaimana pengaturan tentang keuangan usahanya. Apakah dihitung sendiri atau harus menyewa bantuan seorang akuntan. Tetapi tak luput dari itu tentunya besarnya anggaran sangat berperan dalam memilih sistem akuntansi.
Ada berbagai jenis sistem akuntansi di pasar yaitu sistem manual, sistem komputerisasi, sistem single entry, dan sistem double entri. Jika kita membukukan transaksi untuk organisasi kecil, sistem single entri mungkin sudah cukup

Kecenderungan individu adalah faktor utama dalam pemilihan sistem akuntansi. Misalnya, beberapa orang suka bekerja dengan komputer, orang lain hampir tidak bisa menjalankan komputer. Beberapa orang benci bekerja dengan angka, yang lain menyukainya. Beberapa orang hanya tidak punya waktu dan harus membayar orang lain untuk melakukan tugas-tugas akuntansi.
Tingkat aktivitas bisnis kecil atau cukup besar merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Mari kita menjelajahi setiap alasan:

Alasan pertama, jika kita mencatat pembukuan untuk organisasi kecil, sistem single-entry mungkin cukup tapi ada kelemahan yaitu cukup membingungkan untuk pengecekan keseimbangan neraca. Kita dapat menemukan sistem pembukuan yang cocok di toko software akuntansi lokal. Meskipun, sistem double-entry lebih sulit tetapi lebih mudah untuk menjaga akurasi. Beberapa tahun yang lalu, akuntan menggunakan sistem manual untuk mencatat transaksi. Ada beberapa sistem manual yang digunakan saat ini yang masih sangat efektif adalah sistem sekali tulis (One Write System). Sebuah sistem sekali tulis kadang-kadang disebut "pemeriksaan pada papan nama" karena pemeriksaan seperti strip karbon di bagian belakang di mana tanggal, penerima pembayaran, tujuan, nomor cek, dll, secara otomatis dicatat pada jurnal. Jurnal juga memiliki kolom untuk mencatat deposito bank. Di tengah jurnal adalah kolom untuk cek neraca berjalan. Kelebihan dari sistem ini adalah bahwa kita tidak perlu tahu akuntansi untuk mencatat semua informasi terkait yang akan dibutuhkan oleh akuntan anda. Jurnal dapat disimpan dari bulan ke bulan dan tidak perlu laporan keuangan tetapi sekali setahun, semua informasi yang diperlukan sudah dicatat dan terorganisir.

Alasan kedua, Apa kecenderungan pribadi kita? Apakah kita melek komputer? atau memiliki staf untuk memasukkan semua transaksi ke dalam komputer pada secara tepat waktu? Apakah kita ingin membawa buku cek ketika menjalankan tugas dan melakukan pembelian bisnis? Ini adalah faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan apakah akan memilih sistem komputerisasi atau sistem manual. Kita tahu bahwa kita harus memiliki komputer dan software program akuntansi. Ada berbagai sistem penulisan cek, dari cek kecil standar yang didapatkan ketika membuka rekening bank, pemeriksaan tunggal dengan voucher terpasang, untuk sistem sekalitulis. Kita bisa menggunakan kombinasi sistem sekali tulis dengan paket software akuntansi. Pemeriksaan yang manual dimasukkan ke dalam komputer dari daftar cek dan kode ke akun buku besar yang sesuai. Informasi yang tersisa dapat dicatat ke komputer menggunakan jurnal umum. Kita dapat melakukan ini sendiri jika punya waktu dan tahu bagaimana caranya atau dapat menyewa seseorang untuk melakukannya. Hal ini tergantung pada preferensi dan sumber daya keuangan kita.

Alasan ketiga, yang perlu dipertimbangkan adalah ukuran bisnis. Kita tidak mengacu untuk usaha besar karena mereka harus terkomputerisasi dan memiliki staf akuntansi sendiri. Kita membahas aplikasi bisnis kecil di sini. Jika hanya mulai dan bisnis sangat kecil dan tidak mampu komputer maka disarankan menggunakan sistem sekali tulis. Ketika mampu untuk membeli komputer dan sistem software akuntansi, kita harus mempertimbangkan salah satu yang lebih rendah harga sistem software akuntansi. Ketika memilih sebuah sistem, apakah paket program akuntansi dapat menangani kebutuhan akuntansi saat kita mengembangkan bisnis kita? Untuk contoh: setelah paket dasar, dapat kita tambahkan pada Job Costing, Payroll, Akun Hutang, Piutang, Manajemen Persediaan, Arus Kas, dll? Sebagian besar paket memiliki semua modul ini dan banyak lagi. Disinilah letak kesulitan. Kompleksitas sistem ini membuat sulit bagi pemula memulai. Para produsen software akuntansi mengklaim sistem mereka sederhana dan mudah untuk dipelajari. Ini tidak selalu berubah menjadi kenyataan. Pilih sistem yang sangat mudah dan mudah diikuti, di mana mudah untuk melakukan perubahan dan memperbaiki kesalahan. Beberapa sistem begitu menyulitkan ketika hanya untuk mengubah nama dalam buku besar. Memang benar bahwa sistem yang lebih mahal menawarkan fleksibilitas terbesar. Misalnya, bila membuat bagan akun diberikan pilihan untuk memberi nama dan / atau nomor. Itu keren tapi tersembunyi didalam sistem dan bisa jadi tombol berubah pada preferensi untuk angka. Ketika kita mengatur kategori kita dapat dimasukkan ke dalam saldo awal. Jangan membuat satu kesalahan karena sistem tidak memberikan kesempatan kedua. Jika membuat kesalahan kita tidak dapat dengan mudah mengubah nomor. Mungkin ada cara untuk membuat penyesuaian.

Terakhir, laporan keuangan harus mudah dibaca, ditempatkan tepat di halaman, dan terlihat profesional. Singkatnya, apakah kita ingin memiliki gabungan manual / komputer atau sistem komputerisasi penuh. Biarkan ukuran dan kompleksitas bisnis dan anggaran kita yang menentukan paket program akuntansi untuk dibeli. Ketika melakukannya, dalam pikiran kesederhanaan dan fleksibilitas kadang memiliki semua resiko yang lebih buruk daripada tidak memiliki mereka. Kita harus berkomitmen untuk belajar sistem. Belajar hanya bagian dari sistem bisa membuat frustasi. Pertama, luangkan waktu untuk merencanakan kebutuhan akuntansi, kemudian menyiapkan kerangka akuntansi karena semua data yang dikumpulkan ini disusun dalam kerangka tersebut.