Tampilkan postingan dengan label Tips. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips. Tampilkan semua postingan

Selasa, 30 September 2014

Memperbaiki Kesalahan Rekonsiliasi Bank

Memperbaiki Kesalahan Rekonsiliasi Bank
Pada artikel sebelumnya kita sudah mengerti bagaimana mendeteksi kesalahan dalam akuntansi dan tips - tips untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Kita tahu bahwa langkah awal membuat laporan keuangan adalah dengan mempersiapkan rekonsiliasi bank baik secara manual ataupun dengan sistem komputer. Namun meskipun kita membuat rekonsiliasi dengan menggunakan sistem komputer sekalipun tidak akan luput dari kesalahan. Kali ini kita bersama - sama akan mempelajari tips - tips bagaimana mencari dan memperbaiki kesalahan rekonsiliasi bank.

Pertama, lihat dan seleksi dari beberapan kesalahan paling umum yang terjadi saat membuat rekonsiliasi bank dibawah ini
Posisi buku :
  • Saldo awal salah.
  • Total deposito salah
  • Cek register salah. 
  • Biaya bank pada laporan bank yang belum ditemukan.
  • Kesalahan transposisi. 
  • Ada penambahan atau pengurangan kesalahan. 
Posisi bank :
  • Saldo awal bank tidak tercatat dengan benar. 
  • Deposito dalam perjalanan bulan lalu tidak disertakan. 
  • Deposito dalam perjalanan bulan ini tidak disertakan. 
  • Cek beredar yang tidak benar-benar beredar. 
  • Sebuah cek yang beredar tidak dicatat sebagai cek beredar. 
Selanjutnya adalah sepuluh tips untuk menemukan kesalahan dalam rekonsiliasi bank
  1. Tentukan jumlah antara saldo buku dan saldo bank. Apakah saldo buku besar atau lebih kecil dari bank?
  2. Apakah jumlah saldo tampak masuk akal? Periksa daftar deposito, cek beredar dan laporan bank.
  3. Jika menemukan jumlah yang benar kita harus berpikir bagaimana jumlah itu bisa menyebabkan masalah. 
  4. Jika tidak menemukan jumlah angka yang benar maka kita perlu untuk menentukan apakah masalah ini terkait dengan kenaikan saldo atau penurunan saldo di posisi buku. Caranya, cari  ringkasan jumlah kredit laporan bank dan jumlah ringkasan deposito di posisi buku. Kembali ke ringkasan jumlah kredit dari laporan bank. Kurangi deposito berjalan dari bulan lalu dan tambahkan deposito berjalan yang baru lalu kurangi penyesuaian deposit pada bank yang tidak termasuk dalam deposito di posisi buku. Namun jika hasilnya sama, masalahnya ada dibagian penurunan. Gunakan proses yang sama untuk mengetahui seberapa jauh kesalahan dalam bagian penurunan. Jumlah semua transaksi di posisi buku yang mencakup cek, biaya bank, dan potongan lainnya dengan saldo bank selama satu bulan. Kemudian kurangi total debit bank dengan cek yang beredar bulan lalu dan tambahkan cek yang beredar bulan ini. Tambahkan atau kurangi potongan bank lainnya yang tidak termasuk di posisi buku. Bandingkan total keduanya dengan laporan bank dan laporan buku. 
  5. Bandingkan setiap catatan cek register terhadap cek pada laporan bank. Kebanyakan kesalahan yang ditemukan di sini misalnya, 10 diambil sebagai 100, atau 4 tampak seperti 9, atau 3 seperti 8. Kesalahan lain yang umum adalah menambahkan cek yang dibatalkan (Voided Check).
  6. Bagian dari Langkah Kelima adalah untuk mencatat kembali daftar baru cek beredar. Seringkali kesalahan muncul di sini. Sebuah cek mungkin sudah dikliring tetapi dalam pembukuan bulan lalu belum dipindah. 
  7. Jika sejauh ini belum ketemu kesalahannya, kita perlu secara sistematis memeriksa kembali setiap biaya bank yang tercantum pada laporan bank. Kadang-kadang, pada halaman terakhir terdapat biaya bank yang bisa saja kita tidak melihatnya. 
  8. Jika masih mencari setelah diperiksa ulang semua transaksi, termasuk deposito, cek, semua memo debit dan kredit dan masih belum ketemu letak salahnya maka mungkin salahnya pada saldo awal. Periksa saldo awal apakah sama dengan saldo akhir bulan lalu. Apakah saldo akhir bank sesuai dengan saldo awal pada rekonsiliasi bank.
  9. Jika belum juga mendapatkan hasil yang memuaskan satu-satunya jalan adalah dengan mengulanginya secara keseluruhan dengan hati - hati untuk memastikan. Pergi perlahan, meninggalkan batu unturned. Hal ini ada! Jika Anda telah menyeluruh dan hati-hati untuk memastikan bahwa semua transaksi sudah tercatat dengan benar baik pada posisi bank dan posisi buku. 
  10. Beristirahatlah sejenak jika merasa lelah dan lanjutkan untuk menemukan kesalahan pada hari berikutnya.
Tips ini bersumber dari artikel John W. Day, MBA. Semoga bermanfaat.

Kamis, 15 Mei 2014

Tips Menghindari Kerugian Selisih Kurs

www.halloagan.blogspot.com
Kerugian selisih kurs sangat rawan bagi perusahaan perdagangan yang sering bertransaksi dengan mata uang asing. Jika anda seorang manager atau pemilik usaha anda harus peka terhadap kondisi ekonomi di negara kita. Kondisi ekonomi yang fluktuatif terhadap nilai tukar uang akan menyebabkan perusahaan anda beresiko mengalami kerugian kurs. Resiko lain yang disebabkan oleh fluktuasi ekonomi makro adalah perubahan suku bunga. Ketika perusahaan anda mempunyai utang dan kewajiban bunga dalam mata uang asing sementara nilai tukar mata uang rupiah juga berfluktuasi bisa diprediksi kondisi keuangan perusahaan anda akan jatuh.

Kerugian selisih kurs timbul ketika perusahaan mempunyai utang valas sedangkan nilai tukar rupiah melemah dan jika perusahaan mempunyai piutang dalam valas sedangkan nilai tukar rupiah menguat otomatis perusahaan terpaksa menukarkan rupiah lebih banyak dari jumlah rupiah sebelum nilai tukar rupiah melemah. Resiko rugi yang terjadi berdampak di nilai liabilitas akan meningkat dan nilai aset akan menurun.

Tentunya kerugian selisih kurs dapat dihindari, berikut adalah tips untuk menghindari kerugian selisih kurs :

1. Teknik Hedging (membatasi Resiko) 

adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah perusahaan dari exposure terhadap nilai tukar. Pada prinsipnya dimaksudkaan untuk memindahkan potensi resiko kepada pihak ketiga atau Bank tertentu. Contohnya: Meminjam mata uang asing dalam jumlah yang setara dengan nilai sekarang dari piutang kemudian mengkonversi mata uang asing ke dalam mata uang domestik sesuai dengan harga spot lalu tempatkan mata uang domestik di deposito dengan tingkat bunga yang berlaku. Ketika piutang mata uang asing masuk, bayar kembali pinjaman dalam mata uang asing. Dengan begitu resiko rugi selisih kurs dapat diminimalkan

2. Belanja Dalam Negeri Dengan Mata Uang Asing

Ketika nilai tukar rupiah menguat akan berdampak negatif pada piutang perusahaan. Sebagai contoh Butik PW adalah distributor batik. Pada  tanggal 25 Januari 2014 terjadi transaksi piutang dari customer dari luar negeri yang menginginkan batik untuk segera dikirim tanggal 12 Maret 2014 dengan nilai tukar rupiah 13000/USD. Setelah pembayaran masuk kerekening tanggal 20 Maret 2014, keesokan harinya Butik PW bermaksud melakukan pindah buku dari rekening USD ke IDR tanpa diduga ternyata nilai tukar rupiah menjadi 11000/USD. Otomatis Butik PW merugi selisih kurs.
Resiko kerugian selisih kurs semacam ini bisa diminimalkan dengan berbelanja batik dalam negeri menggunakan mata uang USD. Sehingga sisi utang dalam negeri bisa disamakan dengan sisi piutang luar negeri.

3. Bertransaksi Dengan Mata Uang Sama

Gunakan mata uang yang sama antara transaksi yang menimbulkan liabilitas dengan transaksi yang menimbulkan aset. Dengan kata lain jika perusahaan anda import barang menggunakan mata uang USD usaha untuk membuat penawaran kepada customer anda dalam negeri untuk bertransaksi menggunakan mata uang USD. Dengan begini tidak akan ada resiko selisih kurs. 

4. Cadangan Kas (Cash Reserve)

Cash Reserve adalah sejumlah uang tunai (rupiah dan valuta asing) yang dicadangkan dan disimpan di dalam bank atau brankas serta diperhitungkan dalam pemenuhan kewajiban likuiditas minimum bank.
Buatlah cadangan kas di bank dalam mata uang asing yang sering anda gunakan untuk bertransaksi di perusahaan anda. Jika tidak punya simpanan anda bisa membeli di Bank. Jika tak punya cukup kas untuk membeli valas, anda bisa meminjam dalam jangka pendek beban bunganya juga tak terlalu tinggi, masih jauh lebih aman dibandingkan kena fluktuasi nilai tukar. Hal yang sama bisa diberlakukan pada transaksi terkait utang dalam mata uang asing lainnya.

Upayakan agar mata uang yang digunakan untuk bertransaksi di sisi liabilitas (utang) sama dengan mata uang yang digunakan untuk bertransaksi di sisi aset (jualan). Selain itu usahakan pemindahan risiko kepada pihak ketiga (Bank) melalui hedging.

Selasa, 06 Mei 2014

Tips Mengelola Biaya Standart Menjadi Lebih Efektif

http://halloagan.blogspot.com/
Biaya standart adalah biaya dimuka yang dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor - faktor lain. Sistem biaya standart digunakan untuk mengelola informasi biaya sehingga manajemen bisa mendeteksi kegiatan - kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standart yang sudah ditentukan.